Jumat, 29 April 2011

Laporan Praktikum Genetika

A. JUDUL

Frekuensi Alel Golongan Darah Sistem ABO Pada Mahasiswa Biologi UNESA angkatan 2008.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Alel Ganda Pada Manusia

Pada zaman Mendel belum banyak diketahui tentang perilaku gen dalam mengontrol sifat tertentu. Pada masa itu diyakini bahwa satu gen mempunyai lebih dari satu alel. Ternyata fakta dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa beberapa gen mempunyai lebih dari satu alel. Fenomena bahwa satu gen mempunyai lebih dari satu alel disebut alel ganda.

Contoh dari alel ganda pada manusia yaitu golongan darah. Golongan darah sifat yang menurun pada manusia. Golongan darah diwariskan dari orang tua kepada keturunannya, ini berarti golongan darah seseorang itu ditentukan alel tertentu.

Golongan darah menurut sistem ABO dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Land-Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah). Adanya antigen di dalam eritrosit ditentukan oleh suatu seri alel ganda yaitu IA, IB dan IO. Populasi penduduk hampir seluruh dunia memiliki ketiga buah alel tersebut, meskipun penyebaran alelnya berbeda-beda.

Penggolongan darah ini disebabkan oleh bermacam-macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah). Adanya antigen di dalam eritrosit ditentukan oleh suatu seri alel ganda yaitu IA, IB dan IO. Populasi penduduk hampir seluruh dunia memiliki ketiga buah alel tersebut, meskipun penyebaran alelnya berbeda-beda.

Pada dasarnya terdapat dua macam aglutinogen yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. orang yang bergolongan darah A mempunyai aglutinogen jenis A pada permukaan sel darah merahnya. Sedangkan orang yang bergolongan darah B mempunyai aglutinogen B. pada orang yang bergolongan darah AB, ia mempunyai kedua aglutinogen tersebut. Sedangkan orang yang bergolongan darah O, tidak mempunyai aglutinogen sehingga disebut bergolongan darah kosong atau nol. Jadi penamaan golongan darah seseorang didasarkan atas jenis aglutinogen yang dimilikinya.

Fenomena diatas dikontrol oleh gen I yang mempunyai tiga alel, yaitu IA, IB dan IO. jadi dalam hal ini gen I mempunyai tiga alel, dominasi tiga alel tersebut adalah sebagai berikut.

IA = IB > IO à IA sama dominansinya dengan IB dan keduanya dominan

terhadap IO

2. Genetika Populasi

Genetika populasi adalah cabang dari ilmu genetika yang mempelajari gen-gen dalam populasi, yang menguraikan secara matematik akibat menurunnya gen-gen tertentu pada tingkat populasi. Pada populasi alami, keseimbangan frekuensi gen dipengaruhi oleh migrasi (imigrasi dan emigrasi), mutasi, seleksi alam, dan genetic drift.

Pada tahun 1908 G.H. Hardy dan W. Weinberg secara terpisah menemukan dasar-dasar yang ada hubungannya dengan frekuensi gen dalam populasi. Dasar-dasar tersebut kemudian dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg. Hukum tersebut menyatakan bahwa dalam populasi yang seimbang, maka frekuensi gen dan genotip akan tetap dari satu generasi ke generasi berikutnya. Asumsi yang digunakan dalam menentukan hokum tersebut adalah apabila terjadi dalam populasi yang besar, terjadi perkawinan acak, tanpa mutasi atau migrasi atau seleksi alam, frekuensi gen dan genotip tetap, dan frekuensi alel jantan sama dengan frekuensi alel betina.

Perhitungan populasi dengan sistem frekuansi. Pada praktikum ini menghitung frekuensi alel ganda. Persamaan p + q = 1 hanya berlaku apabila terdapat dua alel pada satu lokus tertentu pada autosom di dalam suatu populasi. Apabila lebih banyak alel ikut mengambil peranan, maka dalam persamaan harus ditambahkan lebih banyak simbol. Misalnya pada golongan darah system ABO dikenal dengan tiga alel, yaitu IA, IB dan IO. apabila p menyatakan frekuensi alel IA, q untuk frekuensi alel IB dan r untuk frekunsi alel IO, maka persamaannya menjadi p + q + r = 1. Alel ganda mengdakan equilibrium dengan cara yang sama seperti yang sama seperti yang berlaku untuk sepasang alel. Berhubungan dengan itu hukum ekuilibrium Hardy-Weinberg untuk golongan darah system ABO berbentuk sebagai berikut :

p2 IA IA + 2prIAIO + q2 IBIB + 2qr IBIO + 2pqIAIB + r2 IOIO

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kaca benda

2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serum antibody anti-A dan antibody anti-B, blood lanset, tusuk gigi, kapas, alkohol 70%.

D. PROSEDUR PENELITIAN

1. Menusuk jari manis yang telah dibersihkan dengan alkohol 70% dengan blood lanset.

2. Meneteskan darah tersebut pada satu obyek gelas steril yang telah disediakan dengan 2 tetes darah pada ujung yang berbeda.

3. Menetesi darah tersebut dengan anti-A dan anti-B kemudian mengaduk darah tersebut dengan tusuk gigi hingga homogen.

4. Mengamati terjadinya reaksi yang disebabkan oleh anti-A dan anti-B.

5. Jika terjadi penggumpalan pada darah yang ditetesi anti-A maka bergolongan darah A, sebaliknya jika terjadi pengumpalan darah yang ditetesi anti-B maka bergolongan darah B.

6. Apabila terjadi pengumpalan pada darah yang ditetesi anti-A dan anti-B maka bergolongan darah AB, tetapi jika tidak terjadi pengumpalan darah yang ditetesi kedua serum tersebut maka orang tersebut bergolongan darah O.

7. Menghitung frekuensi alel IA, IB, dan IO.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Tabel 1. Data Hasil Pemeriksaan Langsung Golongan Darah Sistem ABO Pada Mahasiswa Biologi UNESA Angkatan 2008

Golongan Darah

Jumlah Mahasiswa

Frekuensi Alel

A

17

0,18

B

1

0,20

O

27

0,62

AB

9

-

Keterangan : Jumlah mahasiswa 69


2. Pembahasan

Hasil pemeriksaan golongan darah dan penelitian frekuensi alel golongan darah sistem ABO pada mahasiswa biologi 2008 sebanyak 69 orang. Dari jumlah tersebut diketahui mahasiswa yang bergolongan darah A sebanyak 17 orang, bergolongan darah B sebanyak 1 orang, bergolongan darah O sebanyak 27 orang, dan bergolongan darah AB sebanyak 9 orang.

Hasil perhitungan frekuensi alel golongan darah menggunakan rumus Hardy-Weinberg (p + q + r) = 1 menunjukan bahwa frekuensi alel golongan darah sistem ABO pada mahasiswa biologi UNESA angkatan 2008 untuk frekuensi alel IA sebesar 0,18; frekuensi IB sebesar 0,20 dan frekuensi IO sebesar 0,62.

Dilihat dari frekuensi alel IA, IB, IO, maka golongan darah O pada mahasiswa biologi angkatan 2008 paling besar dibandingkan kedua golongan darah IA dan IB. Penggolongan darah ini disebabkan oleh bermacam-macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah). Adanya antigen di dalam eritrosit ditentukan oleh suatu seri alel ganda yaitu IA, IB dan IO. Populasi penduduk hampir seluruh dunia memiliki ketiga buah alel tersebut, meskipun penyebaran alelnya berbeda-beda.

F. SIMPULAN

1. Frekuensi alel golongan darah tertinggi sebesar 0,62 adalah alel golongan darah O, sedangkan frekuensi alel golongan darah terendah sebesar 0,18 adalah alel golongan darah A.

2. Pada penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa biologi angkatan 2008 sebagian besar bergolongan darah O.

G. DAFTAR PUSTAKA

Sinnott, E.W. 1958. Principles Of Genetics. 5th edition. McGraw-Hill Book Company Inc. New York.

Suryo. 2004. Genetika Strata 1. Yogyakarta: UGM-Gajah Mada University Press.

Susantini, Endang dan Isnawati. 2009. Lembar Kerja Mahasiswa-Genetika. Jurusan Biologi, FMIPA-UNESA.

H. LAMPIRAN

Frekuensi alel IA, IB, IO

(p + q + r)2 = 1

(p + q + r) (p + q + r) = 1

P2 + pq + pr + pq + q2 + qr + pr + qr + r2 = 1

P2 + q2 + r2 + 2pq + 2pr + 2qr = 1


r2 =27/69

r = V27/69

r = V0,39

r = 0,62

p2 + 2pr + r2 = 17/69 + 27/69

= 44/69

(p + r)2 = 0,46

P + r = V0,46

= 0,8

P + 0,63 = 0,8

P = 0,8 – 0,62

= 0,18


P + q + r = 1

0,18 + q + 0,62 = 1

q = 1 – 0,8

= 0,2

Ket : V = akar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar